YBA Munculkan Kembali Semangat Nasionalisme dalam Kemajemukan

Negara Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan terdiri dari berbagai pulau-pulau. Dari banyaknya pulau-pulau ini juga terdapat banyak suku dan tradisi. Akan tetapi, dari perbedaan suku dan tradisi ini tidaklah menjadi penghalang untuk menjadi satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita semua wajib menjaga tanah air dengan bertindak dan menyebarkan serta mengamalkan dengan segenap hati dan tenaga tentang ajaran kebenaran (Dharma) kepada masyarakat, agar segelintir orang jahat tidak dapat merusak tanah air kita hari ini dan di masa yang akan datang. Hal ini karena yang mampu menjaga tanah air kita adalah kita sendiri, bangsa Indonesia. Dengan menjaga tanah air, maka kita dapat merayakan Indonesia dengan segala kekayaan yang dikandungnya.

Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda dimana hari itu merupakan satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 28 Oktober 2019, Young Buddhist Association (YBA) berkolaborasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Buddhis universitas-universitas di Surabaya, yaitu Mitra Uttama Buddhist Study Club, Tim Pembina Kerohanian Buddha Institut Teknologi Sepuluh Nopember (TPKB ITS), Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Buddha Universitas Surabaya (UKKB UBAYA), Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Buddha Universitas Airlangga (UKKB UNAIR), Universitas Ciputra Buddhist Community (UCBC), dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Buddha Universitas Widya Kartika (UKMKB UWIKA) menghadirkan sebuah acara kolaborasi dengan semangat memajukan dan membahagiakan Bangsa Indonesia, yaitu Sarasehan Kebangsaan. Acara berupa dialog terbuka bertemakan “Merayakan Indonesia Raya” ini akan diselenggarakan pada Senin, 28 Oktober 2019 dengan open gate dimulai pukul 17.00 WIB di Auditorium Fakultas Kedokteran, Gedung MA (Dahulu Gedung PF) lantai 6 Kampus Universitas Surabaya Tenggilis, Jln. Raya Kalirungkut, Surabaya.

Sarasehan Kebangsaan mengolaborasikan dua guru besar, yaitu YM. NyanaSuryanadi MahaThera dan Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri, atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus, serta seorang pengusaha dan aktivis sosial, yaitu Harjanto Halim dengan dimoderatori oleh Prof. Drs.ec. Sujoko Efferin, M.Com (Hons)., M.A., Ph.D., seorang dosen senior yang menjabat sebagai Ketua Pusat Kewirausahaan dan Inovasi Universitas Surabaya (Ubaya).

YM. NyanaSuryanadi MahaThera merupakan seorang guru (Bhante) senior yang berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Beliau menjabat sebagai ketua umum Sangha Agung Indonesia periode 2007-2017. Beliau dipercaya menjadi tim penyusun dan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta penyusun kurikulum sekolah minggu dan Dhammasekha Kementrian Agama. Saat ini beliau menjadi salah satu dosen aktif di STIAB Smaratungga Boyolali. Beliau juga telah menyandang gelar Doktor dari Universitas Negeri Semarang.

Gus Mus merupakan tokoh intelektual Islam kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, dan menjadi Rais Syuriah PBNU. Beliau merupakan pendeklarasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan sekaligus perancang logo PKB yang digunakan hingga kini. Kedua tokoh ini merupakan pemuka agama dan mereka sangat dihormati dari latar belakang yang berbeda tetapi memiliki visi dan misi dengan tujuan bermasyarakat yang sama, yaitu masyarakat yang memiliki tradisi, norma, adat luhur yang menjunjung tinggi asas moralitas dan akal budi.

Harjanto Halim atau Liem Tun Hian (lahir di Semarang, Jawa Tengah) adalah pengusaha dan filantropis keturunan Tionghoa berkebangsaan Indonesia. Harjanto merupakan CEO dari PT Marimas Putera Kencana, perusahaan yang memproduksi minuman segar, Marimas. Disamping pekerjaannya sebagai pengusaha, beliau juga beraktivitas di bidang sosial, antara lain menjadi Ketua Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong, Ketua Komunitas Pecinan Semarang Untuk Pariwisata (Kopi Semawis) yang kegiatannya dimaksudkan untuk meningkatkan minat wisatawan ke Semarang, menjadi dosen tamu di Universitas Katolik Soegijapranata dan dewan penyantun Universitas Negeri Semarang.

Dengan diselengarakannya acara ini, diharapkan bisa mengajak seluruh elemen masyarakat luas yang merindukan asupan energi untuk merayakan apa yang seharusnya ada di masyarakat yang majemuk dan bangsa Indonesia ini, serta memunculkan kembali semangat nasionalisme dan persatuan dalam kemajemukan seperti yang telah diikrarkan oleh pemuda-pemudi pada tahun 1928.